Identification of Calcium Oxalate in Urine Sediment for Consuming Caffeinated Drinks at Pauwo Village in 2021

  • Novendra Puluhulawa Universitas Bina Mandiri Gorontalo
  • Wiharsri Universitas Bina Mandiri Gorontalo
  • Rini Daud Supu Universitas Bina Mandiri Gorontalo
Keywords: caffeinated drinks, urine sediment, calcium oxalate

Abstract

This study aimed to determine urinary calcium oxalate sediment in men and women who consume caffeinated drinks in the Pauwo Village, Bone Bolango district in 2021. The method in this study used a qualitative approach with the type of research used was descriptive univariate. The type of data used was primary data and secondary data sourced from questionnaires. The sampling technique in this study used a purposive sampling technique using a sample of 30 people consisting of men and women who consumed caffeinated drinks.

The results showed that of the 30 samples of men and women who consumed caffeinated drinks in the Pauwo Village of Bone Bolango district found abnormal urine sediment as many as 21 people from 30 samples and normal urine sediment as many as 9 people from 30 samples which contained calcium oxalate urine sediment in it. The factors that influence the presence of calcium oxalate in men and women include age, gender, and duration of consuming caffeinated drinks.

References

[1] Anif N, A, (2016). Perbedaan Kadar Kafein Daun Teh Berdasarkan Status Ketinggian Tempat Tanam. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret Sukarta.
[2] Akmal, (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Batu Saluran Kemih Di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Stikes Nani Hasanuddin Makasar.
[3] Aryanu F, A. (2016). Analisis Kandungan Kafein Pada Kopi di Desa Sesaot Narmada Menggunakan Spektofotometer UV-VIS. Universitas Udayana, Bukti Jimbaran, Bali.
[4] Eva S, dan Deny F. (2015). Hubungan Asupan Kafein Dengan Kalsium Urin Pada Laki-laki Dewasa Awal. Program Studi ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
[5] Gandasoebrata, R. 2013. Buku Saku laboratorium Klinik. Dian Rakyat, Jakarta.
[6] Gandasoebrata, R. 2010. Buku Saku laboratorium Klinik. Edisi 16. Dian Rakyat, Jakarta.
[7] Indah Nopiani, N. L. P, Sudarmanto, I. G., & Habibah, N. (2020). Gambaran Kristal Kalsium Oksalat Pada Sedimen Urin Sopir Angkutan Wisata Wahyu Baruna Sanur (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Denpasar).
[8] Leny N, (2017). Penetapan Kadar Kafein Pada Minuman Berenergi Sediaan Sachet yang Beredar di Sekitar Pasar Petisah Medan.
[9] Monita R, (2019). Analisis Penagaruh Konsumsi Kopi Terhadap Denyut Jantung Pada Pemuda, Universitas Islam Syekh Yusuf, Jl. Mulana Yusuf No. 10 Tangerang Banten.
[10] Margono. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan: PT Rineka Cipta. Jakarta.
[11] Masturoh Imas. Nauri Anggita T. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
[12] Ni Made, D. P. D. (2020). Gambaran Kristal Kalsium Oksalat Pada Urine Peminum Kopi Di Kelurahan Baler Bale Agung Kabupaten Jembrana (Doctoral Dissertation, Poltekkes Kemenkes Denpasar). (Online). Diakses pada tanggal 12 Oktober 2020.
[13] Nur H, F, (2018). Analisis Kadar Kafein Kopi Arabika Pada Variasi Temperatur Sangrai Secara Spektofotometer Ultra Violet. Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga : Yogyakarta.
[14] Nurlatifah A, A, (2018). Pengaruh Konsumsi Kopi Terhadap Peningkatan Tekanan Darah. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah : Makassar.
[15] Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta: Jakarta.
[16] Nugraha, A. Yunus, W. M & Andiana, O. 2020. Dampak Pemberian Kafein Terhadap Hasil Tes Kecepatan Dan Tes Kelincahan Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang. (Sport Science and Health) Vol. 2(1). Diakses pada tanggal 12 Oktober 2020.
[17] Ratih K, W, (2016). Analisis Kadar Kefein Dari Sebuk Teh Hitam, Teh Hijau dan Teh Putih. Akademi Farmasi : Surabaya.
[18] Ranggi H, A, (2018). Kti Gambaran Hasil Pemeriksaan Sedimen Urin Pada Penikmat Kopi Di RT 10 RW 03 Kelurahan Lalolara Kec. Kambu Kota Kendari, Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.
[19] Riset Kesehatan Daerah, (2013). Kementrian Kesehatan RI, Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
[20] Safitri, E. Y., & Fitranti, D. Y. (2015). Hubungan asupan kafein dengan kalsium urin pada laki-laki dewasa awal (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
[21] Sumatri A, (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
[22] Solikatun, S, Kartono, D. T, & Demartoto, A. (2015). Perilaku Konsumsi Kopi Sebagai Budaya Masyarakat Konsumsi: Studi Fenomenologi Pada Peminum Kopi Di Kedai Kopi Kota Semarang. Jurnal Analisa Sosiologi, 4(1), 60-74.
[23] Strasinger, S dan L, M.(2017). Urinalisis dan Cairan Tubuh. EGC: Yokyakarta.
[24] Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung PT. Alfabet.
[25] Putri, W. W, Halimah, A. R. P. 2017. Pengaruh Frekuensi Minum Kopi Terhadap Kadar Asam Urat Darah, Bandung.
[26] Yuliana, Erlimia Eka Noor. 2015. “Hubungan Konsumsi Kopi dan Hipertensi pada Usia Lanjut”. Surakarta.
Published
2022-12-27
How to Cite
PuluhulawaN., Wiharsri, & Rini Daud Supu. (2022). Identification of Calcium Oxalate in Urine Sediment for Consuming Caffeinated Drinks at Pauwo Village in 2021. Journal of Health, Technology and Science (JHTS), 3(4), 20-28. https://doi.org/10.47918/jhts.v3i4.341