PENGOLAHAN SINGKONG MENJADI “KRIPIK” DI KECAMATAN KOTA BARAT KOTA GORONTALO

  • Muhammad Zulkarnain Universitas Bina Mandiri Gorontalo
  • Titin Dunggio UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
  • Seftiani B. Yaloma UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
Keywords: Singkong, kripik.

Abstract

Petani ubi kayu yang menjadi mitra adalah petani yang langsung menjual hasil panennya dalam bentuk ubi kayu sehingga mengakibatkan pendapatan yang diperoleh tidak maksimal, sehingga perlu ditingkatkan dengan menanamkan pemahaman memetik, mengolah dan menjual daripada mengutip dan menjual. Pengabdian ini untuk membekali petani keripik singkong dengan alat dan keterampilan untuk memproduksi singkong, sehingga nantinya manfaat yang dapat diperoleh petani singkong sebagai mitra adalah meningkatkan taraf hidup petani singkong dan melahirkan wirausahawan baru. Sasaran utama dari kegiatan pengabdian ini adalah kelompok petani ubi kayu yang masih melakukan sistem petik dan jual. Pelaksanaan di lapangan diawali dengan melakukan survey dan wawancara dengan kelompok tani singkong untuk mendapatkan dan mengetahui permasalahan utama mitra, selanjutnya untuk memecahkan masalah mitra dimulai dengan pelatihan pengolahan singkong menjadi keripik singkong dan diakhiri dengan penyerahan keripik singkong. Hasil implementasi kegiatan berupa dimensi panjang kripik singkong 585 mm, lebar 415 mm dan tinggi 590 mm, sedangkan spesifikasi pengoperasian menggunakan motor penggerak listrik 220 volt dengan daya 0,25 HP. Pada proses produksi bahan mengalami penyusutan pada pengupasan 20%, pada saat pemotongan 5% dan pada saat penggorengan 50% dengan kecepatan pemotongan mesin potong keripik singkong 30kg/jam

References

[1] Agustiar, 2012, Analisis Produksi Optimum Pada Industri Keripik Singkong (Studi Kasus Pada Industri Keripik Singkong Rajawali di Desa Rundeng Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat), Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, Vol. 16 No.3, hal209-217
[2] Alto Kristian Patoki dan Effendy, 2017, Analisis Profitabilitas Keripik Singkong Pada Industri Rumah Tangga Pasundan di Kota Palu, e-J. Agrotekbis 5 (1), hal 77- 85.
[3] Firga Feliana; Abd Hakim Laenggeng dan Fatmah Dhafir, 2014, Kandungan Gizi Dua JenisVarietasSingkong(ManihotEsculenta)BerdasarkanUmurPanendiDesaSiney Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong, Jurnal e-Jipbiol, Volume 2 No 3, hal1-14.
[4] Gatot Soebiyakto dan Alfiana, 2017, Iptek Bagi Masyarakat: Kelompok Usaha Kripik Singkong di Kelurahan Pagentan Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat), Vol 1 No. 1, hal1-4
[5] Septi Wulan Adi Putri dan Wikanastri Hersoelistyorini, 2012, Kajian Kadar Protein, Serat, HCN, dan Sifat Organoleptik Prol Tape Singkong Dengan Subtitusi Tape Kulit Singkong, Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 06, hal17-27.
[6] Sulusi Prabawati; Nur Richana dan Suismono, 2011, Inovasi Pengolahan Singkong Meningkatkan Pendapatan dan Diversifikasi Pangan, Agro inovasi, Edisi 4-10 Mei 2011 No.3404 Tahun XLI, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jl. Ragunan No.29 Pasar MingguJakartaSelatan.
[7] Supriyo Imran, Amelia Murtisari dan Ni Ketut Murni, 2014, Analisis Nilai Tambah Keripik Ubi Kayu di UKM Barokah Kabupaten Bone Bolango, Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 1 No. 4, hal207-212.
Published
2022-09-21
How to Cite
Muhammad Zulkarnain, Titin Dunggio, & Seftiani B. Yaloma. (2022). PENGOLAHAN SINGKONG MENJADI “KRIPIK” DI KECAMATAN KOTA BARAT KOTA GORONTALO. Journal of Hulonthalo Service Society (JHSS) , 1(2), 157-163. https://doi.org/10.47918/jhss.v1i2.1189
Section
Journal of Hulonthalo Service Society