GAMBARAN RHEUMATOID FACTOR PADA LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOTO UTARA

  • nurmila domut Universitas Bina Mandiri Gorontalo
  • Adnan Malaha
  • Adnan Engelen
Kata Kunci: rheumatoid factor, rheumatoid arthritis, lansia.

Abstrak

Rheumatoid factor (RF) adalah imunoglobulin yang bereaksi dengan molekul IgG sebagaimana ditunjukkan namanya, RF terutama dipakai untuk pemeriksaan dan memantau rheumatoid arthritis. Penyakit arthritis rheumatoid (rematik) merupakan sistem imun gagal membedakan jaringan sendiri dengan benda asing. Tujuan penelitian untuk untuk mengetahui hasil rheumatoid factor pada lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Toto Utara Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.  

Metode yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan kualitatif deskriptif, dengan sumber data primer berupa hasil pemeriksaan rheumatoid factor pada serum penderita rheumatoid arthritis sejumlah 15 sampel yang diperoleh menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu purpossive sampling.

Hasil penelitian pemeriksaan rheumatoid  factor menggunakan serum yang diperoleh pada dari 15 sampel penderita rheumatoid arthritis berusia 60 sampai 63 tahun yang positif dengan pemeriksaan tes aglutinasi menggunakan alat glory diagnostic kit test pada hasil pemeriksaan laboratorium terdapat 4 sampel (26.6%) positif terhadap rheumatoid factor yaitu 3 berjenis kelamin perempuan (20%) dan 1 berjenis kelamin laki-laki (6.6%).

Referensi

[1] Agnes, A. H. dan Dyah, Y. (2012). Pemeriksaan rheumatoid faktor pada penderita tersangka rheumatoid arthritis. Jurnal Kesmada.s
[2] Annisa, N. dan Alini, Putri E. S. (2020). Hubungan nyeri artritis rheumatoid dengan tingkat kemandirian pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kampar. Jurnal Ners. Vol 4. No 2. Hal 90 – 95.
[3] Azizah dan Lilik, M. (2011). Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta: Graha Ilmu Diakses pada tanggal 27 Juni 2022.
[4] Dinas kesehatan Kab. Bone Bolango (2020). Jumlah kasus rheumatoid arthtritis. Kabupaten Bone Bolango.
[5] Dinas kesehatan Provinsi Gorontalo. (2022). Penderita rheumatoid arthtritis rawat inap. Provinsi Gorontalo.
[6] Fredy, A. Hamdan, N. dan Hardika. (2021). Pengalaman pengasuh dalam merawat lansia dengan penyakit kronis rematik di wilayah jangkauan lks lu mandar indonesia di desa buku. Jurnal of Health Education and Literacy. Vol 4. No 1.
[7] Hanifa, F. M. dan Taufik, H. (2021). Desain workstation pengambilan sampel darah laboratorium klinik rumah sakit kelas a-b. Jurnal sains dan seni its. Vol 10. No 1.
[8] Ida, B. S. (2017). Diktat imunologi dasar. Fakuktas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.
[9] Juli. Padila dan Andry. (2020). Tingkat pengetahuan terhadap penanganan penyakit rematoid arthritis pada lansia.Kesmas Asclepius. Vol 2. Hal 1-10.
[10] Juli. Padila dan Andry. (2020). Tingkat pengetahuan terhadap penanganan penyakit rematoid arthritis pada lansia.Kesmas Asclepius. Vol 2. Hal 1-10.
[11] Ketut, M. (2018). Dalam rangka menjalani kepaniteraan klinik madya di bagian ilmu penyakit dalam rsup sanglah. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Hal 1-50.
[12] Lili, A. (2019). Prevalensi hasil pemeriksaan rheumatoid faktor di UPTD Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.
[13] Mariza, E. (2018). Gambaran faktor dominan pencetus arthritis rheumatoid di wilayah kerja puskesmas danguang danguang payakumbuh.Akademi Keperawatan Baiturrahmah Padang. Vol XII. No 8.
[14] Meri dan Wulan, S. A. (2019). Analis kesehatan dan farmasi. Rheumatoid factor pada lanjut usia. Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 19. Hal 2-8.
[15] Olson, K. R. and Nardin, E.D. (2013). Contemporary clinical immunology and serology. Boston: Pearson.
[16] Puskesmas Toto Utara, (2021). Prevalensi penderita arthritis. Kabupaten Bone bolango.
[17] Perhimpunan Reumatologi Indonesia. (2020). Buku saku reumatologi. Perhimpunan Reumatologi Indonesia
[18] Potter dan Perry, A. G. (2009). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik.Edisi 4.Vol 2. Jakarta: EGC.
[19] Siti, N. K. (2016). Keperawatan gerontiki. Edisi 1. PPSMD Kemenkes RI. Jakarta.
[20] Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta, CV. Bandung.
[21] Wirya, S.(2017). Hipersensitifitas proses imun yang menyebabkan cedera jaringan. Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Unud/Rsup Sanglah Denpasar.
[22] Zarina, A. (2016). Gambaran rheumatoid factor pada wanita lansia yang melakukan aktivitas fisik berat. Bandung: Politeknik Kesehatan Kemenkes bandung.
Diterbitkan
2021-12-28