DIFFERENTIATE LEARNING STRATEGIES.

STRATEGI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.docx

  • Maryam Paso Universitas Bina Mandiri Gorontalo
  • Yurike Bala
  • Rahmat Olii
Kata Kunci: Kata kunci: strategi pembelajaran, diferensiasi, diferensiai pembelajaran

Abstrak

  • Due to conditions that we can not bargain. Today, for example, we use the jiksou met hod / natural law, we use kitu in class. Tomorrow with different materials under different conditions. For example, today we enter at 1 o'clock, tomorrow we enter the last hour. Different conditions, different situations, obviously the reception is different. We can't force it because our target is students. So why are we shouting after the story, after this, then for the students there is nothing left. Our orientation is towards the students. If you ask my method, I don't know what method to use. Under certain conditions I use discussions, under certain conditions I use lectures of various kinds. Sometimes I also use the gallery word method for walking exhibitions. In the past, galleryword was a work visit, sometimes I also use field observations. The bottom line depends on the creativity of the teacher. The more creative the teacher, the more fun learning will be.
  • Karena kondisi yang kita tidak bisa tawar-tawar. Hari ini misal kita menggunakan metode jiksou/ hukum alam , kita menggunakan kitu di kelas. Besok dengan materi yang berbeda dengan kondisi yang berbeda. Contoh kita hari ini masuk jam 1, besok kita masuk jam terakhir. Beda kondisi, beda situasi yang jelas penerimaan pun beda. Kita paksakan tidak bisa karena sasaran kita adalah siswa. Jadi untuk apa kita berkoar-koar habis cerita,habis ini itu kemudian buat siswa tidak ada yang membekas. Orientasinya itu kita pada siswanya. Kalau bertanya metode siswa tidak tau memakai metode apa. Dalam kondisi tertentu saya pakai diskusi, dalam kondisi tertentu siswa pakai ceramah yang bervariasi, macam-macam. Kadang siswa pakai metode gallery word pameran berjalan, kalau dulu galleryword itu kunjungan karya, kadang siswa pakai pengamatan lapangan. Intinya tergantung pada kreativitas pada guru. Semakin kreatif guru, maka pembelajaran itu akan semakin menyenangkan.

Referensi

(1) Masitoh, S., & Cahyani, F. (2020). “Penerapan Sistem Among Dalam Proses Pendidikan Suatu Upaya Mengembangkan Kompetensi Guru.” Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan, 8(1), 122. https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v8n1.p122--141.

(2) Nurhayati Rani. (2021). Road to Guru Penggerak. Bogor: GUEPEDIA

(3) Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV.

(4) Malhotra, N. K., Nunan, D., & Birks, D. F. (2017). Marketing Research: An Applied Approach Harlow: Pearson Education Limited

(5)

Diterbitkan
2022-01-22