Pendekatan dan Fungsi Afektif dalam proses pemblajaran

  • Evandri Paputungan Universitas Bina Mandiri Gorontalo
  • Frezy Paputungan Universitas Bina Mandiri Gorontalo
Kata Kunci: Pendekatan, Fungsi, Afektif, Peserta Didik, Pembelajaran

Abstrak

Peran dan fungsi afektif dalam konteks pendekatan pendidikan. Afektif merujuk pada dimensi emosional individu yang melibatkan perasaan, sikap, dan respons emosional terhadap lingkungan pembelajaran. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, afektif adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap, watak, perilaku, minat, emosi, dan nilai yang ada di dalam diri setiap individu. Afektif merupakan salah satu dari tiga domain yang menjadi sasaran dalam proses pembelajaran. Dimensi afektif sangat penting dalam perencanaan pembelajaran yang holistik dan menyarankan beberapa strategi praktis yang dapat diterapkan oleh para pendidik untuk memfasilitasi pengalaman pembelajaran yang positif secara emosional. Pengintegrasian afektif dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi, interaksi sosial, dan hasil belajar siswa. Ada beberapa teori dan model yang mendukung peran afeksi dalam pendidikan, termasuk teori motivasi instrinsik dan teori kecerdasan emosional. Studi empiris terkait dapat mengungkapkan dampak positif dari pendekatan afektif dalam pembelajaran. Mempertimbangkan aspek afektif dalam pendekatan pendidikan dapat memberikan manfaat signifikan bagi siswa, termasuk peningkatan motivasi belajar, hubungan sosial yang lebih baik, dan pencapaian akademik yang lebih tinggi. Afektif telah menjadi bagian dari pembelajaran di sekolah selama beberapa dekade. Dia muncul dalam berbagai bentuk yang berbeda seperti pendidikan humanis, pengembangan moral, aktualisasi diri, pendidikan nilai, dll. Afektif juga muncul sebagai respon dari beberapa kebutuhan sosial yang bermacam-macam seperti maraknya pemakaian obat terlarang dan juga pergaulan bebas.

Referensi

(1) Brackett, M. A., & Rivers, S. E. (2014). Assessing emotional intelligence. In Handbook of emotional intelligence (pp. 332-347). Jossey-Bass
(2) Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran,Jakarta : Erlangga. 2007.
(3) Frezy Paputungan. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Budaya Vol 2 No 2 (2022): Journal of Education and Culture. Publisher : LPPM UNiversitas Bina Mandiri Gorontalo
(4) Pekrun, R., & Linnenbrink-Garcia, L. (2012). Academic emotions and student engagement. In Handbook of research on student engagement (pp. 259-282). Springer
(5) Usman, Moh. Uzer. 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(6) Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2011.
(7) Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran. 2008. Jakarta : Bumi Aksara.
(8) Isen, A. M., & Reeve, J. (2005). The influence of positive affect on intrinsic and extrinsic motivation: Facilitating enjoyment of play, responsible work behavior, and self-control. Motivation and emotion, 29(4), 295-323
(9) Ainley, M., Hidi, S., & Berndorff, D. (2002). Interest, learning, and the psychological processes that mediate their relationship. Journal of educational psychology, 94(3), 545-561
Diterbitkan
2023-01-06